Kuliner(rebowagen.com)– Pada suatu sore yang mendung meski ‘tanpa udan’ (meminjam syair lagu Ndarboy Genk), saya pulang dari perjalanan rutin ‘mengembara’. Setelah duduk sejenak, meja makan adalah target selanjutnya. Selera makan saya langsung bangkit saat hidung mencium aroma sambel pecel yang harum (maklum, seharian perut hanya diganjal ‘sega kucing‘ dan gorengan). Di atas meja, tampak menu yang dibuat oleh istri sangat menarik perhatian, yaitu pecel kembang turi. Dengan nasi hangat dan tempe goreng garit, menu makanan sore itu sungguh sangat nikmat terasa di lidah. Bahkan saya sempat nambah hingga kekenyangan.
Pohon turi (Sesbania grandiflora) adalah pohon kecil yang masuk dalam anggota suku ‘fabaceae‘. Turi diperkirakan berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, meski saat ini persebarannya sudah hampir merata di negara-negara tropis. Turi merupakan tanaman ‘legume‘ yang tumbuh baik di dataran tinggi maupun rendah. Akarnya berbintil, yang mempunyai fungsi untuk mengikat nitrogen, sehingga secara alami dapat membantu menyuburkan tanah.
Di Gunungkidul, pohon turi biasa ditanam oleh para petani di pematang ladang-ladang mereka. Daun turi dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan kandungan gizi yang sangat tinggi. Kayunya digunakan oleh rumah tangga petani untuk memasak sebagai kayu bakar di perapian. Bunga turi yang berwarna putih, sering diolah menjadi lauk makan yang lezat. Entah itu di oseng (tumis), kukus, maupun untuk ‘pecel‘, seperti menu makan saya sore ini.
Dari beberapa referensi yang saya dapat, ternyata kembang turi (bunga turi) tidak hanya lezat dikonsumsi, tapi juga memiliki beragam manfaat untuk kesehatan tubuh. Melansir artikel orami.co.id, secara tradisional, kembang turi dapat digunakan untuk mengatasi keseleo, memar, bengkak, rematik, diare, kolik, disentri, diabetes, deman, sinus tersumbat hingga malaria.
Kembang turi juga diketahui sebagai sumber nutrisi, vitamin dan mineral. Dalam 20 gram kembang turi, mengandung 15,6 mg vitamin C; 20 mg vitamin B9; 0,17 mg zat besi; 0,2 mg selenium; 0,017 mg vitamin B1; dan 0,16 mg vitamin B2. Selain itu, kembang turi diketahui mengandung banyak sekali asam amino, seperti ‘triptofan‘, ‘treonin‘, ‘isoleusin‘, ‘leusin‘ serta ‘lisin‘.
Dari artikel orami.co.id, inilah manfaat lengkap kembang turi berdasar penelitian medis.
Menurunkan tekanan darah
Karena banyak mengandung vitamin C, kembang turi mempunyai manfaat sebagai ‘antioksidan‘. Vitamin C yang cukup bermanfaat sebagai pelancar peredaran darah, juga berfungsi untuk memperlambat perkembangan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis). Hal ini dapat membantu menjaga arteri tetap fleksibel dan mencegah kerusakan kolesterol LDL. Orang dengan kadar vitamin C rendah sangat beresiko terserang penyakit jantung, penyakit arteri perifer dan serangan stroke yang semuanya berasal dari ‘aterosklerosis‘.
Baik untuk ibu hamil karena mendukung perkembangan janin sehat
Diketahui, dalam 20 gram kembang turi mengandung vitamin B9 yang setara dengan 5% (persen) ‘folat‘ dari nilai harian yang direkomendasikan. Kekurangan ‘folat‘ pada masa awal kehamilan dapat menyebabkan cacat tabung saraf bagi janin. Studi telah menemukan, bahwa peningkatan kadar ‘folat‘ dari 1 bulan sebelum pembuahan, hingga 3 bulan umur kandungan dapat mengurangi resiko cacat ini hingga 50 persen.
Meningkatkan daya tahan tubuh
Kembang turi mengandung ‘selenium‘ yang cukup hingga dapat meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Tak hanya baik untuk sistem kekebalan, kembang turi mengandung banyak nutrisi kunci untuk menekan perkembangan virus, termasuk HIV atau Covid19. Sifat antioksidannya yang kuat dapat mencegah ‘peroksodasi lipit‘ dan menghambat pertumbuhan sel tumor. Selain itu, kembang turi diketahui memiliki efek ‘apoptosis‘ terhadap sel kanker paru-paru, dan juga mencegah serta mengobati kanker usus besar.
Mencegah Alzheimer (pikun)
Penyakit Alzheimer banyak menyerang Lansia di atas usia 65 tahun. Orang terbiasa menyebut penyakit ini sebagai penyakit ‘pikun’. Alzheimer merupakan penyakit ‘demensia‘ yang mempengaruhi sistem memori, pemikiran dan perilaku. Pada penderita yang akut, akan kehilangan kemampuan untuk melakukan percakapan ataupun merespon lingkungan sekitar.
Perkembangan penyakit ini bisa dikurangi dengan mengkonsumsi suplemen vitamin B1 100 mg per hari. Kandungan vitamin B1 pada kembang turi, bisa menjadi alternatif makanan untuk para pasien Alzheimer. Sampai saat ini, memang belum ada penelitian lanjutan terkait manfaat kembang turi untuk Alzheimer.
Mengatasi kelelahan
Karena mengandung zat ‘fosfor‘, kembang turi mempunyai manfaat untuk mengatasi masalah kesehatan ringan, seperti kelelahan, kelemahan otot atau mati rasa. Jumlah ‘fosfor‘ yang normal di dalam tubuh mampu membuat tubuh tetap bugar dan segar. Menurut para ahli, jumlah ‘fosfor‘ yang ideal di dalam tubuh sebanyak 1200 mg untuk orang dewasa. Saat tubuh fit dan bugar, maka permasalahan kelemahan seksual juga bisa teratasi.
Untuk kecantikan kulit
Kulit pucat dan lingkaran hitam adalah tanda orang terserang ‘anemia‘. Hal ini bisa disebabkan karena tubuh kekurangan zat besi. Kurangnya zat besi mengakibatkan menurunnya sel darah merah, sehingga aliran oksigen berkurang. Ini menyebabkan kulit kelihatan berwarna pucat. Dosis makanan kaya zat besi yang kita konsumsi, dalam kadar yang tepat akan membuat kulit tampak segar. Dan kembang turi, seperti keterangan di atas mengandung zat besi yang cukup tinggi. Kembang turi yang kita konsumsi, akan mencukupi kebutuhan zat besi di tubuh kita.
Demikian beragam manfaat kembang turi beserta zat-zat yang terkandung di dalamnya. Namun, semuanya harus memakai takaran yang tepat. Konsumsi berlebihan kembang turi, tentu juga bisa berefek negatif bagi kesehatan kita.
Walau mungkin tak ada hubungannya, membahas kembang turi, saya jadi teringat syair lagu ‘Turi-Turi Putih‘ yang konon diciptakan oleh Sunan Kalijaga. Ia adalah salah satu wali dari Wali Sanga yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
“Turi-turi putih
ditandur neng kebon agungTuri-turi putih
ditandur neng kebon agung..Ana cleret tiba nyemplung
Mbok kira kembange apaMbok kira
Mbok kira
Mbok kira kembange apa”
Dari berbagai kajian, syair lagu ini, dinilai berisi tentang kematian sebagai nasehat kehidupan. Sunan Kalijaga memberikan petuah, bahwa masa hidup ini sangat singkat seakan hanya sekilas (ana cleret). Turi diartikan sebagai ‘pitutur‘ dan putih adalah warna kain kafan (mori), untuk membungkus orang yang sudah meninggal (tata cara Islam). “Ditandur neng kebon agung” diartikan bahwa semua orang, ketika tiba pada saatnya akan ‘ditandur‘ (dikuburkan), di ‘kebon agung‘ (makam/kuburan).
Intinya, dalam tembang ‘Turi-Turi Putih‘ ini, Sunan Kalijaga memberikan petuah, agar dalam masa hidup yang singkat ini, kita harus berbuat dan beramal baik. Sebelum nanti akhirnya, ajal menjemput dan kita akan kembali ke tanah (kebon agung). Tembang ‘Turi-Turi Putih‘ memang diartikan identik dengan prosesi kematian.
Lalu, apa hubungan tulisan manfaat kembang turi untuk kesehatan manusia dan kematian? Saya kok punya pikiran hal itu ada korelasinya. Di zaman modern ini, banyak sekali muncul penyakit-penyakit baru yang mempunyai tingkat mortality (kematian) yang tinggi. Sedangkan, kesehatan tubuh kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan.
Beberapa penyakit yang bisa dicegah/disembuhkan dari zat-zat yang terkandung dalam kembang turi, saat ini adalah penyebab kematian nomor satu yang menghantui kehidupan manusia modern (jantung, stroke, diabetes dll). Nah, korelasinya disini, Sunan Kalijaga memberikan ‘sanepan‘ (petuah) bahwa alam sekitar banyak memberikan manfaat untuk mengobati berbagai penyakit yang bisa menyebabkan kematian (mungkin lho, ini hanya pemikiran saya).