• Tentang
  • Team
  • Pedoman
  • Kontak
Senin, 11 Desember 2023
rebowagen.com
  • Beranda
  • Lingkungan
    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak Kêpêl Cunthêl, Sak Upa Dawa?

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak Kêpêl Cunthêl, Sak Upa Dawa?

    Trending Tags

  • Seni & Budaya
    • Semua
    • Adat
    • Pertanian
    • Seni
    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

  • Sejarah
    • Semua
    • Cerita Rakyat
    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul,  Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul, Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Trending Tags

  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Mitos
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Lingkungan
    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak Kêpêl Cunthêl, Sak Upa Dawa?

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak Kêpêl Cunthêl, Sak Upa Dawa?

    Trending Tags

  • Seni & Budaya
    • Semua
    • Adat
    • Pertanian
    • Seni
    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

  • Sejarah
    • Semua
    • Cerita Rakyat
    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul,  Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul, Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Trending Tags

  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Mitos
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
rebowagen.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Seni & Budaya Adat

Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

Upacara adat Jawa 'tingkeban' atau 'mitoni' dilaksanakan sebagai bentuk permohonan doa keselamatan bagi janin dan sang ibu yang mengandungnya. Upacara ini dilaksanakan pada masa tujuh bulan usia kandungan. 'Ubarampe' dan rangkaian prosesinya masing-masing mempunyai arti dan makna permohonan keselamatan kepadaNya.

Darmosamso oleh Darmosamso
19 Januari 2023
pada Adat
0
Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni
Bagikan di WhatsAppBagikan di Facebook

Upacara Adat(rebowagen.com) — Masyarakat Jawa, termasuk Gunungkidul terkenal mempunyai banyak ragam adat dan tradisi. Tingkeban adalah salah satunya, tradisi turun temurun ini dilakukan saat usia kehamilan seorang ibu menginjak usia tujuh bulan. Geertz, Clifford (2013) dalam bukunya, Agama Jawa : Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa, menjelaskan, ‘tingkeban‘ adalah salah satu tradisi daur kehidupan manusia dalam ‘selametan’ kehamilan anak pertama yang menginjak usia kandungan tujuh bulan.

Rangkaian ritual ‘tingkeban‘ secara umum dimulai dengan prosesi doa, menyiapkan ‘ubarampe‘ lalu prosesi ‘siraman‘. Maksud ‘siraman‘ yakni proses memandikan atau menyiram pasangan calon ayah dan ibu dengan air bunga.

Salah satu ubarampe pada upacara adat Tingkeban atau Mitoni

Dalam pelaksanaannya, ‘ubarampe’ dan rangkaian ritual ‘tingkeban‘ ada yang digelar komplit sesuai pakem umum atau secara sederhana. Sederhana artinya lebih ringkas. Terlepas dari prosesi dan ubarampe-nya, tujuan ‘tingkeban‘ kurang lebih merupakan upaya permohonan atau doa agar kelak proses kelahiran bayi berjalan dengan lancar dan selamat. Begitu juga dengan ibunya, sehat wal-afiat setelah melahirkan.

‘Tingkeban’ juga terkenal dengan sebutan ‘mitoni‘. Penamaan ini, sesuai tulisan Utomo, Sutrisno Sastro (2005) dalam buku Upacara daur hidup adat Jawa: Memuat Uraian Mengenai Upacara Adat Dalam Siklus Hidup Masyarakat Jawa. Dalam buku ini ditulis, bahwa tradisi ‘tingkeban‘ muncul berdasarkan kisah sepasang suami istri bernama Ki Sedya dan Ni Satingkeb yang menjalankan laku prihatin atau brata sampai permohonan dikabulkan oleh Tuhan.

TulisanTerkait

Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

25 Maret 2023
‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

8 Februari 2023
Tahapan dan Makna Selamatan Orang Meninggal Dalam Adat Tradisi Masyarakat Jawa

Tahapan dan Makna Selamatan Orang Meninggal Dalam Adat Tradisi Masyarakat Jawa

11 Desember 2022
Kenduri Muludan, Ritual Adat Memperingati Kelahiran Nabi di Gunungkidul

Kenduri Muludan, Ritual Adat Memperingati Kelahiran Nabi di Gunungkidul

9 November 2022

Dewasa ini, dalam masyarakat muslim, ritual doa dan kenduri selamatan atau ‘sedekahan‘ sebagai ritual awal tentu dipakai tata cara doa sesuai ajaran yang dianut. Sementara untuk umat lain disesuaikan pula dengan doa sebagaimana ajaran keyakinannya masing-masing. Hal ini semata terjadi karena adanya akulturasi budaya di masyarakat.

Prosesi siraman pada upacara adat tingkeban atau mitoni

Sutinah, dukun bayi asal Padukuhan Banjaran, Kalurahan Karangasem, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul menjelaskan, dalam ragam ‘ubarampe‘ maupun rangkaian ritual ‘tingkeban‘ mewakili atau merupakan simbol permohonan keselamatan dan perlindungan kepada Tuhan, agar janin dan ibu yang ‘ngandhut‘ (mengandung) proses kelahirannya berjalan selamat dan lancar.

“Siraman diawali oleh dukun bayi atau orang yang memandu prosesi. Kemudian diikuti orang tua serta sanak saudara sebanyak 7 orang,”

kata Sutinah.

Usai prosesi ‘siraman‘, calon ibu akan menjalani prosesi ganti kain jarik. Maksudnya, kain yang basah saat prosesi siraman diganti kain jarik yang baru. Bukannya sekali, kain jarik yang hendak dipakai membalut si ibu hamil ganti sampai 7 kali. Ganti kain jarik hingga 7 kali dengan motif yang berbeda-beda hingga saat ini masih dilestarikan sebagian orang. Bagi pelestari, tradisi itu patut dipertahankan karena merupakan warisan leluhur yang mempunyai makna ‘adiluhung‘.

Motif kain jarik yang dipakai buat ganti bukan asal. Jenis motif dan urutan memakainya ada pakem aturannya.

“Pertama, motif kain jarik ‘jumput’, dipakai saat ritual ‘siraman’. Harapannya pada saatnya nanti menjelang proses kelahiran agar lancar, segera di’jumput’ atau layaknya dijemput. Menjadi cepat lancar. Semua selamat baik ibu dan si jabang bayi,” terang Sutinah

Baca Juga

Hutan Adat Wanasadi Gunungkidul, Perintis dan Sosok Srikandi Penjaganya

Hutan Adat Wanasadi Gunungkidul, Perintis dan Sosok Srikandi Penjaganya

3 Desember 2022
Secuil Sejarah Asal Usul Topeng Bobung

Secuil Sejarah Asal Usul Topeng Bobung

4 Agustus 2022

Kedua, kain ‘jumput‘ basah diganti jarik motif ‘truntum‘. Kain motif ‘truntum‘ memuat makna merukunkan pasangan agar selalu kompak, berjodoh tiap pandangan dan gagasannya, agar saling tulus mencintai serta tidak ada halangan rumah tangganya. Jadilah abadi selamanya.

Kain/Jarik motif Jumput, salah satu motif kain jarik yang digunakan saat prosesi ganti jarik pada upacara adat tingkeban

Kain ketiga namanya kain ‘sida luhur‘. Motif ‘sida luhur‘ maknanya berupa harapan agar anak yang dikandung kelak jadi anak luhur budinya dan pinunjul (unggul) gagasannya, punya kapabilitas melalui ketekunan belajar dan memaknai tiap pengalaman hidup yang berharga.

Adapun kain keempat yakni kain ‘sida mukti‘. Ini harapan lewat simbol motif kain agar selama hidup bayi yang kelak lahir dan tumbuh dewasa bisa ‘mukti‘ menyandang ‘kamukten‘ atau ‘kawiryan‘. Mudah dalam segala hal, sandang, pangan, papan. Bahkan punya kedudukan atau strata sosial yang baik.

Yang kelima kain motif ‘grompol‘ maknanya berupa harapan agar putra dari si ibu hamil jadi anak yang bisa berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Mampu berbaur dengan siapapun, ‘bandol ngrompol‘ atau berkumpul dan punya relasi sosial yang baik.

Kain ke enam berupa kain ‘sida asih‘, maknanya berupa harapan agar anak diasihi atau dicintai oleh sesama. Pun demikian punya watak ‘welas asih’. Mengasihi sesama selama ia hidup di dunia. Mengasihi dan mencintai pula alam tempatnya bernaung.

“Untuk motif kain ke tujuh atau terakhir disebut ‘wana badra’. Sebagai kain motif pungkasan, motif ini berupa harapan agar anak jadi ‘pamomong’ artinya dengan segenap potensinya mampu jadi pengayom bagi sesama. Mulai dari keluarga, saudara, hingga orang lain. Kalau toh punya status sosial tinggi, ia juga mumpuni mengajak orang lain dalam kebaikan,” lanjut Sutinah panjang lebar.

Air untuk prosesi siraman yang berasal dari 7 sumber dan diberi bunga panca

Usai ganti kain jarit tujuh kali dan memakai motif terakhir, si ibu kemudian memakai ‘kemben singkeban gendong sulur ringin‘. Kemben/kain tersebut mengandung maksud doa dan harapan. Bahwasannya ‘sulur‘ atau akar pohon besar berdahan lebat menjalar panjang ke mana-mana, merupakan wujud harapan agar anak punya umur panjang dan asih mengasihi dengan sesama, baik yang jauh maupun dekat.

Prakteknya, dulu siraman air masih pakai air dari 7 sendang atau sumber air (sumur). Sehingga si suami harus rela jalan jauh-jauh untuk mendapatkan air 7 sendang. Sekarang, penggantinya dapat mengambil dari 7 bak Penampungan Air Hujan (PAH) milik tetangga. Masyarakat Gunungkidul bagian selatan memang rata-rata memiliki PAH ini untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari.

“Bisa bak-bak atau ‘kolah’ tetangga dan milik sendiri, air diberi bunga ‘panca warna’, yakni bunga kantil, kenanga, mawar, menur, dan melati buat siraman yang hamil, agar berharap jabang bayi senantiasa mendapat sinar atau nur pencerahan hidup hingga ‘kumantil’ atau menjadi pedoman dalam bertindak atas kehendak jiwa raganya,” beber Sutinah.

Tulisan Terbaru

Bukan Sekedar Batu Perhiasan, Ternyata Banyak Manfaat Batu Akik Bagi Yang Percaya

Bukan Sekedar Batu Perhiasan, Ternyata Banyak Manfaat Batu Akik Bagi Yang Percaya

30 Maret 2023
Tular Srawung, Tujuh Pilar Perjuangan Sanggar Lumbung Kawruh

Tular Srawung, Tujuh Pilar Perjuangan Sanggar Lumbung Kawruh

29 Maret 2023
Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

25 Maret 2023
Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

16 Maret 2023
Kelapa gading bergambar tokoh wayang Raden Janaka

Selain bunga ada kelapa gading satu biji yang digambari 2 tokoh karakter wayang. Satu sisi bergambar Raden Janaka, lalu di belahan lain digambar Dewi Wara Sembadra. Maknanya berupa harapan agar kelak jika telah lahir, apabila anak laki-laki jadi anak yang utama jadi contoh sesama, bagus (ganteng/tampan) dan tulus serta bijak.

Jika lahir perempuan, tentu agar menjadi perempuan yang bermanfaat bagi keluarga dan sanak saudara serta bhakti pada orang tua, halus tindakannya serta punya paras ayu nan cantik layaknya Dewi Wara Sembadra.

Ada ubarampe berupa telur ayam Jawa yang kemudian dipecah berbarengan kelapa gading. Maknanya berupa pesan jika orang yang lahir dan hidup di dunia tak boleh meninggalkan ‘wiwitan‘ atau asal-muasal. Praktisnya, orang yang lahir di wilayah Jawa janganlah meninggalkan budaya mencakup ajaran, cara dan metode atau ajaran hidup orang Jawa. Warisan dan praktik baik leluhur hendaknya diikuti dan diteladani.

Sabuk Janur Kuning yang akan dikenakan calon Ibu pada prosesi Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

Tiap individu manusia selama hidup pasti akan menghadapi berbagai tantangan yang mewarnai tiap perjalanan hidupnya. Aneka rupa warna tantangan dan cobaan yang datang diharapkan anak bisa tulus menghadapi dan lulus dari setiap ujian. Selalu tunduk pada aturan dan serta senantiasa patuh pada orang tua, juga ramah terhadap sesama.

Selanjutnya, ada ritual ‘teropong’. Simbol ritual ‘teropong’ ini punya maksud melihat anak yang akan lahir laki-laki atau perempuan. Pasangan keluarga hendaknya menurut pada kehendak yang Maha Kuasa. Orang tua diharapkan menerima dengan rasa syukur apapun jenis kelamin anaknya nanti.

Si ibu juga akan dikenakan ‘Sabuk Janur Kuning‘. Memakai keris ‘Brojol‘ si calon bapak akan memutus sabuk tersebut. ‘Sabuk Janur Kuning‘ yang dipotong menggunakan ‘Keris Brojol‘, memuat makna dan harapan jika anak kelak tiba saatnya melihat dunia, bisa ‘mbrojol‘: lahir keluar dari rahim melalui proses persalinan dengan lancar dan selamat.

Sabuk Janur Kuning yang dipotong menggunakan Keris Brojol oleh calon ayah

Melengkapi ‘ubarampe‘, dibuat pula nasi ‘Tumpeng Seretan‘, nasi ‘gudangan‘ dilengkapi ‘ubarampe‘ serta ayam betina 1 ekor. Ayam bisa berupa ayam dewasa atau babon, bisa pula ayam usia muda atau ‘kuthuk‘. Ini simbol bahwa bayi yang akan lahir diikuti atau disertai plasenta atau dalam istilah istilah Jawa disebut ari-ari (jawa:batur/ kanca) atau teman bisa pula dianggap saudara.

“Harapannya anak yang lahir bisa menyeret, mengajak serta teman atau ‘batur’ (ari-ari) yang menyertai bayi selama di alam kandungan. Permohonan ke yang Maha Kuasa, bayi benar-benar secepatnya menyeret, layaknya mengajak lari si ari-ari agar tak menjadi penghalang proses kelahiran,”

papar Sutinah mengakhiri banyak ulasan.

Tags: JawaUpacara Adat
KirimBagikan
Post Sebelum

Analisis Sosial Obyek Wisata di Gunungkidul Yang Saat Ini Keadaannya Sekarat

Post Selanjutnya

Tebing Hijau Karst JJLS, dan Fungsi Tanaman Benguk Sebagai Mitigasi Longsor

Darmosamso

Darmosamso

Suka berbagi catatan cerita tiap perjalanan dan perjumpaan. Tak pernah berani nyumbang lagu.

TulisanTerkait

Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru
Adat

Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

25 Maret 2023
‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul
Adat

‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

8 Februari 2023
Tahapan dan Makna Selamatan Orang Meninggal Dalam Adat Tradisi Masyarakat Jawa
Adat

Tahapan dan Makna Selamatan Orang Meninggal Dalam Adat Tradisi Masyarakat Jawa

11 Desember 2022
Kenduri Muludan, Ritual Adat Memperingati Kelahiran Nabi di Gunungkidul
Adat

Kenduri Muludan, Ritual Adat Memperingati Kelahiran Nabi di Gunungkidul

9 November 2022
Post Selanjutnya
Tebing Hijau Karst JJLS, dan Fungsi Tanaman Benguk Sebagai Mitigasi Longsor

Tebing Hijau Karst JJLS, dan Fungsi Tanaman Benguk Sebagai Mitigasi Longsor

Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tulisan Lainnya

Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

11 bulan lalu
Kiat Sukses Pak Sumanto Budidaya Buah Kelengkeng di Gunungkidul

Kiat Sukses Pak Sumanto Budidaya Buah Kelengkeng di Gunungkidul

1 tahun lalu
Makna dan Peran Umbul-umbul Podang Ngisep Sari sebagai Identitas Gunungkidul

Makna dan Peran Umbul-umbul Podang Ngisep Sari sebagai Identitas Gunungkidul

1 tahun lalu
Alien Hitam Bersisik Kasar, Penghuni Baru Telaga-Telaga di Gunungkidul

Alien Hitam Bersisik Kasar, Penghuni Baru Telaga-Telaga di Gunungkidul

1 tahun lalu
Misteri Tersembunyi Alas Tlawah: Mata Air Berbentuk Kelopak Mata

Misteri Tersembunyi Alas Tlawah: Mata Air Berbentuk Kelopak Mata

1 tahun lalu
Secuil Sejarah Asal Usul Topeng Bobung

Secuil Sejarah Asal Usul Topeng Bobung

1 tahun lalu
Misteri Penampakan Sepasang Naga Dan Hilangnya Air Telaga Saga

Misteri Penampakan Sepasang Naga Dan Hilangnya Air Telaga Saga

1 tahun lalu
rebowagen.com

  • Tentang
  • Team
  • Pedoman
  • Kontak

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Lingkungan
  • Seni & Budaya
    • Seni
  • Sejarah
    • Cerita Rakyat
    • Mitos
  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Pertanian
  • Adat

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist