• Tentang
  • Team
  • Pedoman
  • Kontak
Senin, 11 Desember 2023
rebowagen.com
  • Beranda
  • Lingkungan
    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak KĂªpĂªl CunthĂªl, Sak Upa Dawa?

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak KĂªpĂªl CunthĂªl, Sak Upa Dawa?

    Trending Tags

  • Seni & Budaya
    • Semua
    • Adat
    • Pertanian
    • Seni
    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

  • Sejarah
    • Semua
    • Cerita Rakyat
    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul,  Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul, Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Trending Tags

  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Mitos
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Lingkungan
    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak KĂªpĂªl CunthĂªl, Sak Upa Dawa?

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak KĂªpĂªl CunthĂªl, Sak Upa Dawa?

    Trending Tags

  • Seni & Budaya
    • Semua
    • Adat
    • Pertanian
    • Seni
    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

  • Sejarah
    • Semua
    • Cerita Rakyat
    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul,  Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul, Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Trending Tags

  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Mitos
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
rebowagen.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Lingkungan

Kisah Tragis Sang Penjaga Alam – Airnya Dimanfaatkan, Penjaganya Dibunuh Perlahan

Api telah membakar sebagian tubuhnya hingga menjadi arang. Namun, pohon raksasa itu masih berusaha untuk tetap kokoh berdiri. Dalam air bening sendang yang ia lindungi, terlukis bayangan dahan dahan kering yang seakan menanti ajal. Mesin diesel yang biasa digunakan untuk menyedot air, tampak teronggok diam di samping sendang. Mungkin ia ikut merasa prihatin dan bersalah. Jika mesin ini punya hati, tentu ia akan protes kepada tuannya, yakni manusia

Edi Padmo oleh Edi Padmo
21 September 2022
pada Lingkungan
0
Kisah Tragis Sang Penjaga Alam – Airnya Dimanfaatkan, Penjaganya Dibunuh Perlahan
Bagikan di WhatsAppBagikan di Facebook

Lingkungan (rebowagen.com)– Pohon resan tua itu bernama Trembesi (Samanea saman), orang Gunungkidul menyebutnya sebagai Pohon Munggur. Selama ratusan tahun ia menjaga mata air Sumberan yang terletak di Padukuhan Karbolo, Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin, Gunungkidul.

Api telah membakar sebagian tubuhnya. Pokok pohon hingga batangnya sebagian telah menghitam dilalap api. Bahkan, dahan dan ranting pohon bagian atas sebagian juga telah terbakar. Sepotong dahan sebesar tubuh manusia, telah ‘sempal‘ (patah) dan teronggok di tanah, menghitam menjadi arang. Ironis memang, oknum manusia yang menggunakan air yang ia jaga selama ratusan tahun, justru malah menginginkan kematiannya.

Pohon Trembesi yang menjaga sumber air Sumberan, Sumberjo, Kapanewon Semin

Kasus pembunuhan pohon besar akhir-akhir ini memang marak terjadi di Gunungkidul. Pohon-pohon berusia ratusan tahun ini terpaksa harus mati menderita karena sengaja dibunuh dengan berbagai cara. Oleh beberapa oknum manusia, mereka sudah tak lagi dianggap sebagai makhluk yang mempunyai fungsi atau arti lagi.

Bahkan, kehadirannya dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan kepentingan manusia. Pohon disalahkan karena dianggap tidak punya nilai ekonomi, menyita lahan, mengganggu tanaman lain atau bangunan. Meresahkan karena dianggap angker, mistis, sebagai ‘omah dhemit‘ dan banyak stigma negatif yang dilekatkan kepadanya. Peran dan fungsinya selama ratusan tahun dalam menjaga kehidupan, seakan tak diperhatikan lagi. Beberapa orang merasa terganggu dengan keberadaanya. Sehingga akhirnya, ia harus dilenyapkan

TulisanTerkait

Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

16 Maret 2023
Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

6 Maret 2023
‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

7 Februari 2023
Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

17 Desember 2022

Pohon munggur penjaga mata air Sumberan ini adalah kasus kesekian kalinya yang terjadi. Sebelumnya tercatat, Beringin Pasar Kawak yang mati karena diracun. Resan Pohon Klumpit penjaga mata air Beji, yang akarnya dilubangi dan dituang racun tanaman. Padahal mata air yang keluar di bawahnya digunakan oleh ratusan warga. Pohon Gondang raksasa yang menjaga Belik Gondang juga roboh dan mati karena pokok pohonnya dibakar. Tak cukup itu, belik/mata air di bawahnya juga ditimbun untuk kepentingan secuil lahan pertanian.

Sisa-sisa pohon beringin Pasar Kawak yang telah mati karena diracun

Itu baru sebagian kecil yang tercatat, pohon-pohon raksasa yang lain, banyak yang dirobohkan atau dibunuh pelan-pelan untuk kepentingan egoisme manusia. Entah itu tergusur pembangunan jalan, atau akan digantikan dengan tanaman lain yang dianggap lebih punya nilai estetika atau ekonomis.

“Pohon ini sudah dibakar sampai dua kali, ‘eman-eman tenan’ (sayang sekali). Salah apa pohon ini, sejak saya kecil, waktu dolan ke rumah eyang, saya sering mandi dan mengambil air disini, dan pohon ini besarnya ya sudah segini,”

kata seorang pria setengah baya yang menghampiri kami sore itu di lokasi.

Pria itu bernama Totok, kebetulan ia sedang membersihkan rumah eyang/kakeknya. Kesehariannya, ia berumah di Klaten, dan dalam jangka waktu tertentu menyambangi rumah eyangnya yang telah lama kosong.

“Kasihan, kok sampai ada yang tega membakarnya, pohon ini bisa mati,” ulang Totok dengan geleng-geleng kepala.

Tubuh pohon trembesi yang dibakar

Dari cerita Totok, dulu kakeknya yang menjadi juru kunci Sendang Sumberan. Rumah kakeknya hanya berjarak sekitar 70 meter dari lokasi sendang. Kebetulan, dulu kakeknya menjadi Carik/Sekertaris Desa di Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin. Garis keturunan keluarganya konon juga masih ada hubungan darah dengan keluarga keraton.

Baca Juga

Gotong Royong Warga Berhasil Hidupkan Kembali Sumber Air yang tertimbun Setengah Abad Lebih

Gotong Royong Warga Berhasil Hidupkan Kembali Sumber Air yang tertimbun Setengah Abad Lebih

19 Juli 2022
Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

16 Maret 2023

 

“Waktu eyang masih, upacara adat ‘rasulan’ diselenggarakan di sekitar lokasi sendang. Status tanahnya adalah Sultan Ground (SG), lha itu ada patoknya,”

imbuh Totok sambil menunjuk patok tanah bercat merah bertuliskan SG.

Sendang Sumberan, airnya dulu digunakan oleh banyak warga untuk keperluan sehari-hari. Lokasinya terletak di pinggir lahan persawahan penduduk. Jaraknya sekitar 50 meter dari jalan raya yang menghubungkan Kapanewon Semin dengan Ngawen. Pohon Munggur yang dibakar ini, usianya dipastikan sudah ratusan tahun lebih. Dapat dilihat dari besar diameter batangnya yang hampir lima rangkulan orang dewasa.

Sendang air yang ia jaga berbentuk persegi panjang, kira kira berukuran 1,5 x 4 meter. Air bening kelihatan masih keluar dan mengisi kolam sendang. Sebuah mesin diesel penyedot air teronggok di samping sendang, berikut selang yang diarahkan ke lahan persawahan di sekitarnya. Petani pemilik lahan di dekat sendang memang menggunakan airnya untuk budidaya sayuran. Tampak tanaman sawi yang baru berumur beberapa hari tumbuh subur berjajar di atas bedengan-bedengan.

Selang diesel yang digunakan untuk menyalurkan air

“Airnya memang masih digunakan untuk pertanian penduduk. Kalau dulu, sebelum ada PAM, air Sendang Sumberan dimanfaatkan oleh warga untuk keperluan sehari hari,” kata Sukamto, seorang teman yang rumahnya dekat dengan lokasi.

Pria ahli herbal yang akrab disapa Pak Kamto ini kemudian banyak bercerita kepada kami tentang awal mulanya kejadian pembakaran pohon ini.

“Benar, pohon ini dibakar dua kali, waktu itu malam-malam kami kaget, banyak yang keluar dan menonton pohon ini terbakar, ‘genine mulat-mulat’ (apinya berkobar-kobar),” lanjutnya.

Meski ia sendiri dan banyak warga lain menyayangkan kejadian ini, tapi menurut Pak Kamto, mereka tidak bisa berbuat apa-apa, atau melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang.

“Lha tidak ada saksi yang melihat, siapa yang membakar pohon, jadi kami ya tidak bisa bertindak apa-apa,” imbuhnya.

Dari cerita Pak Kamto, sekitar tiga tahun yang lalu, pohon ini bahkan pernah dijual oleh salah seorang warga yang mempunyai lahan sawah di sekitar sendang. Konon cerita, ia bertindak seperti itu, karena merasa hasil panen padi miliknya kalah bagus dengan lahan milik tetangga-tetangganya. Rindangnya naungan pohon dianggap sebagai penyebabnya. Lahan sawah menjadi ‘keroyoman‘ (teduh), sehingga tanaman padi kurang sinar matahari. Akibatnya, hasil panennya tidak sebagus lahan yang ‘tenggar‘ (terbuka).

Tulisan Terbaru

Bukan Sekedar Batu Perhiasan, Ternyata Banyak Manfaat Batu Akik Bagi Yang Percaya

Bukan Sekedar Batu Perhiasan, Ternyata Banyak Manfaat Batu Akik Bagi Yang Percaya

30 Maret 2023
Tular Srawung, Tujuh Pilar Perjuangan Sanggar Lumbung Kawruh

Tular Srawung, Tujuh Pilar Perjuangan Sanggar Lumbung Kawruh

29 Maret 2023
Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

25 Maret 2023
Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

16 Maret 2023
Separuh bagian dari Pohon Trembesi yang telah hangus karena dibakar

Cerita Pak Kamto, pohon sempat terjual, katanya seharga 40 juta. Warga yang menjualnya kemudian menghadap Pak Lurah untuk memberikan sebagian uang hasil penjualan pohon.

Waktu itu, lanjut Pak Kamto, Pak Lurah juga kaget, ini uang dari mana?, Saat tahu uang itu hasil penjualan pohon resan, Pak Lurah marah. Ia kemudian membuka peta ‘bawuk‘ (peta lama) milik desa yang menunjukkan bahwa lokasi pohon dan sendang, status tanahnya adalah milik Sultan (SG). Kemudian Pak Lurah meminta agar seluruh uang dikembalikan ke pedagang kayu yang membelinya. Beberapa orang yang sempat menerima uang itu akhirnya juga disuruh untuk mengembalikan semuanya.

“Saat pedagang kayu datang untuk menebang, oleh Pak Lurah dikatakan akan dilaporkan ke pihak berwajib, sehingga mereka tidak berani dan urung untuk merobohkan pohon,” kata Pak Kamto.

Setelah kejadian itu, keadaan kembali seperti biasa, hingga sekitar satu bulan yang lalu, warga dikagetkan dengan kejadian pembakaran pohon ini. Bahkan, kejadian ini terulang sampai dua kali.

“Separo pohon sudah hangus terbakar, kami takutnya pohon bisa roboh karena atasnya jadi berat sebelah dan tidak seimbang,” kata Pak Kamto.

Cahyo Pramono, seorang teman Pendamping Lokal Desa yang waktu itu ikut membersihkan pohon yang terbakar kemudian mengambil langkah cepat. Esok harinya ia menghadap ke kantor Kalurahan Sumberejo dan berkoordinasi dengan pihak Kalurahan.

Usaha penyelamatan Pohon Trembesi oleh warga bersama Komunitas Resan Gunungkidul

“Pak Lurah dan Pak Carik mendukung untuk agenda penyelamatan pohon dan lokasi sendang. Secepatnya akan kita agendakan bersama Komunitas Resan Gunungkidul,” terang Cahyo.

Cahyo juga sangat menyayangkan kejadian ini, di mana sumber air beserta kawasan penyangga yang melindunginya seharusnya bisa menjadi aset potensi desa.
Ini mengingat bahwa mata pencaharian masyarakat kebanyakan masih petani, sehingga keberadaan sumber air seperti ini menjadi sangat vital.

“Sebaiknya memang ada aturan regulasi atau payung hukum yang jelas tentang perlindungan mata air. Jika terus terjadi pembiaran, maka sumber air akan banyak yang rusak atau terbengkelai, terus anak cucu kita nanti hidupnya bagiamana?”

kata Cahyo.

Fungsi pohon sebagai penjaga ekosistem terutama tanah dan air memang tak terbantahkan. Orang tua dulu, sangat arif menterjemahkan hal ini dengan adat dan budaya mereka. Pohon besar dan lokasi sumber air dianggap keramat dan tabu untuk dirusak. Leluhur menyadari bahwa air adalah sumber kehidupan. Jika siklus alami ini terganggu, maka akan ada perubahan pada kehidupan secara umum.

Pada perkembangan pemikiran modern, penebangan pohon besar yang menjaga mata air, mungkin menjadi suatu hal yang tidak penting untuk dibahas. Kebutuhan manusia akan air, bisa dicukupi dengan hanya cukup memutar kran. Pemikiran praktis membuat kita akhirnya sering melupakan arti dari sebuah proses.

Resan Pohon Klumpit, sumber air Beji yang akarnya dilubangi dan dituang racun tanaman, hingga mati

Dalam skala besar, deforestasi hutan untuk kepentingan ekonomi sekarang semakin tak terkendali. Jika kita cermati bersama, efek dan dampak dari hal ini juga sudah tampak mata dan dialami oleh manusia di seluruh muka bumi. Efek rumah kaca, ‘global warming‘, cuaca ekstrim dan segala bencana alam yang menyertainya adalah hal yang nyata, terus berulang dengan intensitas semakin sering.

Sudah saatnya kita harus berfikir ulang tentang egoisme kita sebagai manusia. Kita yang selalu merasa menjadi subyek, dan alam sekedar obyek. Egoisme dan nafsu serakah yang pada akhirnya akan menggiring ras manusia pada sebuah kemusnahan.

Tags: EkosistemResan
KirimBagikan
Post Sebelum

Alien Hitam Bersisik Kasar, Penghuni Baru Telaga-Telaga di Gunungkidul

Post Selanjutnya

Hari-Hari Terakhir, ‘Patung Pengendhang’ di Bundaran Siyono yang akan Digantikan Tobong Gamping

Edi Padmo

Edi Padmo

Penanam pohon

TulisanTerkait

Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor
Lingkungan

Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

16 Maret 2023
Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi
Lingkungan

Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

6 Maret 2023
‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional
Lingkungan

‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

7 Februari 2023
Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul
Lingkungan

Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

17 Desember 2022
Post Selanjutnya
Hari-Hari Terakhir, ‘Patung Pengendhang’ di Bundaran Siyono yang akan Digantikan Tobong Gamping

Hari-Hari Terakhir, 'Patung Pengendhang' di Bundaran Siyono yang akan Digantikan Tobong Gamping

Mengenal Manfaat, Filosofi dan Toponimi dari Pohon Asam Jawa

Mengenal Manfaat, Filosofi dan Toponimi dari Pohon Asam Jawa

Bonsai Budidaya, Merubah Stigma dan Persepsi Pebonsai Merusak Alam

Bonsai Budidaya, Merubah Stigma dan Persepsi Pebonsai Merusak Alam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tulisan Lainnya

Hutan Adat Wanasadi Gunungkidul, Perintis dan Sosok Srikandi Penjaganya

Hutan Adat Wanasadi Gunungkidul, Perintis dan Sosok Srikandi Penjaganya

1 tahun lalu
Kisah Ratno, Puluhan Tahun Mengangkut Penumpang Dengan Truk, Naik Turun Gunung Gambar

Kisah Ratno, Puluhan Tahun Mengangkut Penumpang Dengan Truk, Naik Turun Gunung Gambar

1 tahun lalu
Analisis Semiotis Ubarampe Dalam Upacara Adat Rasulan di Gunungkidul

Analisis Semiotis Ubarampe Dalam Upacara Adat Rasulan di Gunungkidul

1 tahun lalu
Pekan Climen Rebowagen, Festival Sederhana Belajar Menjadi Gunungkidul

Pekan Climen Rebowagen, Festival Sederhana Belajar Menjadi Gunungkidul

1 tahun lalu
Praktek Persamaan Gender Pada Ritual Adat Nyadran Besik Telaga Saga

Praktek Persamaan Gender Pada Ritual Adat Nyadran Besik Telaga Saga

1 tahun lalu
Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

9 bulan lalu
Kenali Jenis-jenis Tanah Longsor, Penyebab, Pemicu dan Langkah Mitigasinya

Kenali Jenis-jenis Tanah Longsor, Penyebab, Pemicu dan Langkah Mitigasinya

1 tahun lalu
rebowagen.com

  • Tentang
  • Team
  • Pedoman
  • Kontak

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Lingkungan
  • Seni & Budaya
    • Seni
  • Sejarah
    • Cerita Rakyat
    • Mitos
  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Pertanian
  • Adat

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist