Sejarah(rebowagen.com)– Sama halnya dengan penamaan suatu wilayah, leluhur kita sering kali menyisipkan doa dalam nama sebuah tempat. Misalnya nama tempat diberi imbuhan kata mulya, yang artinya luhur dan dihormati. Atau nama tempat dengan imbuhan rĆŖja, terselip sebuah doa supaya tempat tersebut tentram dan serba kecukupan.
Penamaan suatu tempat juga sering diambil dari nama tumbuhan atau pohon yang ada di wilayah tersebut. Menurut data Resan Gunungkidul ada kurang lebih 600 padukuhan di Gunungkidul yang menggunakan nama tumbuhan, anatomi tumbuhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuhan sebagai nama padukuhan mereka. Sebagian besar diantaranya adalah berasal dari nama pohon.
Masyarakat Gunungkidul memang sangat dekat dengan tumbuhan. Pohon-pohon besar kerap dijadikan sebagai tĆŖngĆŖr (penanda) atau monumen bersejarah dalam berdirinya sebuah wilayah.
Selain pohon, kondisi geografis juga sering digunakan dalam penamaan suatu tempat. Gunungkidul misalnya, secara geografis kabupaten ini berupa pegunungan yang berada di sisi kidul (selatan), atau Padukuhan Kedungwanglu yang terdapat pertigaan pertemuan antara Kali Prambutan dengan Kali Oya.
Jika penamaan suatu padukuhan/kalurahan/kecamatan tercatat secara administratif, sebenarnya justru banyak penyebutan tempat berdasarkan letak geografis yang hanya diucapkan secara lisan dan kemudian melekat di masyarakat saja. Misalnya dalam sebuah padukuhan secara geografis terdiri dari gunung, lembah, dan persawahan, maka setiap titik tempat itu biasanya mempunyai sebutan yang spesifik berdasarkan kondisi tempat tersebut.
Banyak nama/julukan tempat yang mewakili kondisi geografisnya sering kita dengar bahkan ucapkan namun kita tak mengerti artinya. Di dalam tulisan ini saya akan mengulas nama atau julukan suatu tempat berdasarkan kondisi geografisnya.
-
Gunung
Gunung memiliki nama lain diantaranya : batur, ancala, indra, endra, ancala, ardi; ardya, arga, asalingga, awukir, aldaka, hyang parwata, imandri, himawan, himawat, nala, cala, rĆŖdi, dri, tambana, wanawasa, wukir. Menurut KBBI gunung adalah sebuah bukit yang sangat besar dan tinggi. Contoh penamaan tempat yang menggunakan kata gunung misalnya, Gunungkidul, Gununggambar, Batur Agung, dan Gunung Ireng.
-
MĆŖnggĆŖr
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), mĆŖnggĆŖr artinya ‘dumunung ing papan kang dhuwur’Ā (terletak di papan yanh tinggi). Istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut sebuah tempat yang tinggi namun bukan puncak gunung, atau jika dianalogikan pada tubuh manusia mĆŖnggĆŖr adalah bahu. Salah satu tempat yang menggunakan kata mĆŖnggĆŖr adalah Padukuhan Mengger, Kalurahan Nglipar, Kecamatan Nglipar.
-
Ngangkruk
Ngangkruk artinya adalah tempat yang berada di ketinggian, sering juga diartikan sebagai tempat tinggi yang berada di tepi jurang. Contoh nama tempat yang menggunakan kata ngangkruk adalah Padukuhan Ngangkruk, Kalurahan Pilangrejo.
-
Punthuk/gumuk
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), punthuk/gumuk artinya : ‘palĆŖmahan kang dhuwur‘ (pertanahan yang tinggi), atau jika konteksnya di pesisir punthuk/gumuk adalah pasir yang menggunung tinggi. Punthuk Kepuh di Kalurahan Katongan adalah salah satu contoh penamaan tempat dengan kata punthuk.
-
PĆØrĆØng
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), pĆØrĆØng artinya : ‘palĆŖmahan kang mayat ing lambung gunung utawa bambing kali’ (pertanahan yang miring di sisi gunung atau pinggir jurang kali). Tempat yang tanahnya miring di sisi gunung biasanya dijuluki pĆØrĆØng atau pĆØrĆØngan.
-
LĆŖdhok
LĆŖdhokĀ adalah suatu tempat yang tanahnya berwujud cekungan atau lebih rendah dari tanah di sekitarnya. Menurut Bausastra Jawa Poerwadarminta 1939, lĆŖdhok artinya : ‘palĆŖmahan sing lĆŖgok‘ (pertanahan yang cekung). Nama tempat yang menggunakan kata lĆŖdhokĀ adalah dusun Ledoksari di Kalurahan Kepek, Kapanewon Wonosari.
-
Jurang
Jurang adalah lĆŖdhokan yang dalam diantara dua gunung, atau di tepi tebing. Contoh nama tempat yang menggunakan kata jurang adalah Pagerjurang dan Jurang Jero di Kapanewon Ngawen.
-
LĆŖmah MĆŖndhak
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), mĆŖndhak artinya : ‘rada ndhungkluk, rada mudhun, rada amblĆŖg’ (rada membungkuk, rada turun, rada ambles). Suatu tempat dinamai lĆŖmah mĆŖndhak karena tanahnya amblas atau lebih turun dibandingkan dengan tanah di sekitarnya. Contohnya adalah Telaga LĆŖmah MĆŖndhak, Padukuhan Mranggen, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu.
-
Lorog
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), lorog artinya : ‘palĆŖmahan ing sawah sing mĆŖndhak’ (pertanahan sawah yang rendah). Lorog berupa persawahan yang berada di bawah, biasanya dekat dengan kali yang mengairinya.
-
LuwĆŖng
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), luwĆŖng artinya : ‘sumuran jĆŖro bangĆŖt ing guwa/pagunungan, utawa jugangan jĆŖro’ (sumur dalam sekali di goa/pegunungan, atau lubang dalam). LuwĆŖng juga sering terdapat dalam telaga, berada pada sisi terendah telaga. Salah satu nama tempat yang menggunakan kata luwĆŖng adalah LuwĆŖng Sampang di Kapanewon Gedangsari.
-
Ngara-ara
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), ara-ara artinya : ‘palĆŖmahan jĆŖmbar ora tinanduran’ (tanah luas yang tidak ditanami). Ngara-ara adalah kawasan tanah yang luas dipenuhi oleh rumput, dan semak-semak karena tidak digarap. Kalurahan Ngara-ara di Kapanewon Patuk adalah salah satu nama tempat yang menggunakan kata ngara-ara.
-
Banaran
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), banaran adalah ‘papan sing longgar padhang’ (tempat yang longgar dan gamblang). Banaran cenderung berada di kawasan yang datar dan luas, sehingga dari tempat tersebut dapat melihat berbagai arah dengan gamblang. Contoh nama tempat yang menggunakan kata banaran salah satunya adalah Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen
-
Rongkob
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), rongkob artinya : ‘pĆŖtĆŖng dening rungkud utawa akĆØh wit-witane sing gĆŖdhe-gĆŖdhe’ (rimbun karena sulur atau pohon yang besar-besar). Rongkob bisa dibilang adalah hutan yang masih rindang, banyak pohon-pohon besar yang rimbun ngrongkobi kawasan tersebut. Jika dilihat dari wilayahnya yang masih banyak pohon-pohon besar terjaga, mungkin nama Kapanewon Rongkop berasal dari kata rongkob.
-
Alas
Alas adalah kawasan luas yang di dalamnya banyak tumbuh kekayuan, hidup hewan-hewan liar, dan jarang terjamah manusia. Alas mempunyai banyak sebutan lain, diantaranya: hutan, hutyan, rimba, taratab, satambana, swi, wana, wanna, wanantara, wanardi, wanadri, wanadurga, wanasa, wanwa, wanawasa, wanapringga, wanapada, wĆŖlahan, wulusan, lirang, pringga, bana, baga. Contoh penggunaan kata alas sebagai nama tempat salah satunya adalah Alas Nangka Dhoyong, cikal bakal Ibu Kota Kabupaten Gunungkidul yang kini menjadi Wonosari.
-
Bandhung
Menurut Dirjasupraba dalam Kawi – Jarwa (1931), bandhung sering digabungkan dengan kata sumur. Sumur Bandhung, yang kemudian mempunyai makna sebuah sumur yang besar. Contoh nama tempat yang menggunakan kata bandhung antara lain Sendang Bandung, dan Kalurahan Bandung di Kapanewon Playen.
-
Song
Song dalam Bahasa Indonesia artinya adalah goa. Song pada umumnya adalah batu lubang secara vertikal kedalam yang terbentuk secara alami. Di dalamnya sering dihuni oleh hewan-hewan seperti burung sriti, kelelawar, burung hantu, tokek, dan bahkan menurut cerita beberapa song dulu kerap disinggahi macan. Banyak sekali song atau goa yang tersebar di berbagai wilayah Gunungkidul diantaranya adalah, Song Gilap, Song Pedang, dan Song Tritis. Sedangkan untuk nama daerah yang menggunakan song adalah Kalurahan Songbanyu di Kapanewon Girisubo.
-
Karang
Karangmojo adalah salah satu nama wilayah di Gunungkidul yang menggunakan kata karang. Karang dapat diartikan pekarangan atau pemukiman, jika konteksnya dekat dengan wilayah pantai dapat juga bermakna batu karang. Selain Karangmojo, banyak wilayah di Gunungkidul yang menggunakan kata karang untuk menamai wilayahnya.
-
Sawahan
Menurut Poerwadarminta dalam Bausastra Jawa (1939), sawah artinya : ‘palĆŖmahan sing ditanduri pari sarana diĆŖlĆŖbi ing banyu‘ (pertanahan yang ditanami padi dengan cara dialiri air). Sesuai dengan namanya, sawahan adalah sebuah wilayah yang di sana terdapat banyak area persawahan. Kalurahan Sawahan di Ponjong adalah salah satu wilayah yang namanya menggunakan kata sawahan.
-
Kali
Kali yang dalam Bahasa Indonesia adalah sungai, merupakan aliran air yang besar. Ndas kali (hulu sungai) titik mula sungai umumnya berada di ketinggian, air dari atas ditambah dengan aliran dari anak-anak sungai mengalir ke bawah hingga sampai muaranya laut. Contoh nama wilayah yang menggunakan kata kali diantaranya adalah Kaliwaru, Kali Suci, dan Kali Oya.
-
KĆŖdhung
KĆŖdhung kerap disama artikan dengan kali, padahal sebenarnya keduanya berbeda. KĆŖdhung adalah bagian dari kali yang lebih dalam. Pada saat musim kemarau sungai surut, kĆŖdhung adalah bagian paling akhir yang surut, atau bahkan justru tidak surut karena lebih dalam. Salah satu contoh nama wilayah yang menggunakan kata kĆŖdhung adalah Padukuhan Kedhungwanglu.
-
Sumber/BĆØji/SĆŖndhang/BĆŖlik/Tlaga
Pemukiman manusia umumnya tidak akan jauh dari sumber air. Air dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia mulai dari minum, makan, membersihkan diri, hingga memandikan hewan. Istilah untuk menyebut sumber air sangat banyak, di antaranya adalah sumber, bĆØji, sĆŖndhang, bĆŖlik, dan tlaga. Kalurahan Bejiharjo adalah salah satu nama wilayah yang menggunakan kata bĆØji.
Leluhur kita yang memulai babad alas di Gunungkidul adalah orang-orang yang cerdas. Mereka sangat dekat dengan alam. Peka terhadap apapun yang ada di sekeliling mereka.
Menamai suatu wilayah berdasarkan kondisi geografis atau benda yang ada wilayah tersebut adalah salah satu contoh kecerdasan mereka. Nama yang mereka sematkan akan dapat merepresentasikan si tempat yang dinamai. Tanpa perlu datang langsung ke tempatnya, orang yang mendengar nama wilayah Ledoksari akan langsung bisa membayangkan bahwa secara geografis tempat itu berada di tanah yang lƩdhog.
Yang tak kalah eloknya dalam setiap penamaan tempat turut diselipkan doa baik. Sumbermulya, jadilah wilayah yang kaya sumber air sehingga kehidupan manusianya mulya. Wonosari, alas kang ĆØndah, asri, bĆŖcik.
Nama blok /kampung di sekitar saya
1 Tanjung
2 Waru
3 Serut
4 Blimbing
5 Wareng
6 Sengon
7 jeruken
8. Singkil
9 Nduren
10 Krambil
11 nDelisen
Banyak ternyata itu baru seingat saya. SALAM LESTARI