• Tentang
  • Team
  • Pedoman
  • Kontak
Senin, 11 Desember 2023
rebowagen.com
  • Beranda
  • Lingkungan
    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak Kêpêl Cunthêl, Sak Upa Dawa?

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak Kêpêl Cunthêl, Sak Upa Dawa?

    Trending Tags

  • Seni & Budaya
    • Semua
    • Adat
    • Pertanian
    • Seni
    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

  • Sejarah
    • Semua
    • Cerita Rakyat
    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul,  Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul, Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Trending Tags

  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Mitos
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Lingkungan
    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    Akar Wangi, Jenis Tanaman Konservasi Yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    ‘Ngedrek Lendhut’, Konsep Normalisasi Telaga Dengan Sistem Ekologi-Hidraulik, Berbasis Pengetahuan Tradisional

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Karst dan Cadangan Air, Sekelumit Cerita Tentang Dunia Bawah Tanah Gunungkidul

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Sabar dan Ikhlas, Teladan dan Makna Perjuangan Mbah Sadiman Menghijaukan Bumi

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak Kêpêl Cunthêl, Sak Upa Dawa?

    Kawasan Bentang Alam Karst Gunungkidul, ‘Sak Kêpêl Cunthêl, Sak Upa Dawa?

    Trending Tags

  • Seni & Budaya
    • Semua
    • Adat
    • Pertanian
    • Seni
    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Nyadran Bulan Ruwah, Momen Orang Jawa ‘Mengeti Arwah’

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Fungsi, Alat, dan Romantisme Pawon (Dapur) Tradisional Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Tradisi Wedangan, Sebuah Strategi Komunikasi Orang Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    Pijat Refleksi ABDW, Meraba, Memijat Pusat-Pusat Simpul Permasalahan Sosial Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    ‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Mengenal Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul dan Inti Ajarannya

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

    Makna Prosesi dan Ubarampe Upacara Adat Tingkeban atau Mitoni

  • Sejarah
    • Semua
    • Cerita Rakyat
    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Napak Tilas Sejarah Pergantian Nama Empat Padukuhan di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Penamaan Tempat di Gunungkidul Berdasarkan pada Kondisi Geografisnya

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Kilas Balik ‘Verdon Gorge van Java’, Air Terjun Sri Gethuk Yang Menawan

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Nestapa Zaman Gaber dan Upaya Masyarakat Gunungkidul Bertahan Hidup

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul,  Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Tugu Jumenengan di Gunungkidul, Tanda Sejarah Penobatan Sri Sultan Hamengkubuwana IX

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Makna Tradisi Gumbregan, Kearifan Sikap Petani Terhadap Hewan Ternak

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tebing Pantai Ngungap, Napak Tilas Junghuhn Setelah Lebih Dari Satu Setengah Abad

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Tugu Handayani: Simbol Identitas dan Perjuangan Masyarakat Gunungkidul

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Gapura Lar Badak: Ikon Gunungkidul yang Penuh Makna

    Trending Tags

  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Mitos
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
rebowagen.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Seni & Budaya Pertanian

Trisno Suwito, Pelestari Umbi-Umbian Langka di Gunungkidul

Umbi adalah lumbung pangan yang tersimpan dalam tanah. Saat jaman Gaber melanda, Mbah Tris dan keluarganya bisa bertahan dengan cadangan pangan hidup ini

Kris Mheilda Setiawati oleh Kris Mheilda Setiawati
2 Juli 2022
pada Pertanian
2
Trisno Suwito, Pelestari Umbi-Umbian Langka di Gunungkidul
Bagikan di WhatsAppBagikan di Facebook

Pertanian(rebowagen.com) — “Alam niku mboten langgeng, sak pinter-pintere manungsa tetep mboten saget jenenge ngendalike mangsa. Sik paling isa dilakoni manungsa kaya kula niki nggih mung nandur uwi. Sesuk nek ketemu jaman sengsara meneh uwi-uwi sing tak tandur isa dadi cadangan pangan, paling mboten nggo sedulur karo tangga teparo” (Alam itu tidak abadi, sepintar-pintarnya manusia tetap tidak bisa mengendalikan musim. Yang paling bisa dilakukan manusia seperti saya hanya menanam umbi. Besok kalau ketemu jaman susah lagi, umbi-umbi yang saya tanam bisa menjadi cadangan makanan, paling tidak untuk saudara dan tetangga)”, Ujar Mbah Trisno Suwito. Kakek ini adalah pelestari umbi-umbian warga Padukuhan Plarung, Kalurahan Sawahan, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

Siang menjelang sore, sepeda motor Honda Vario 250 saya pacu menuju Kapanewon Ponjong. Sebuah kawasan paling hijau di sebelah timur Kabupaten Gunungkidul. Di Kapanewon ini banyak sawah-sawah yang ditanami padi, para petani bisa panen 3 kali dalam setahun. Air cukup melimpah di daerah ini, selain itu bisa dijumpai sungai-sungai permukaan yang mengalir sepanjang tahun. Pemandangan yang cukup langka di Kabupaten Gunungkidul yang terkenal sebagai daerah tandus dan kering.

Jalan yang saya lewati mulai menanjak, kalau tidak salah ini merupakan jalur alternatif menuju Kabupaten Wonogiri. Beberapa kendaraan berplat AD terlihat banyak bersliweran. Dari jalan aspal saya masuk ke jalan cor blok. Tidak begitu lama akhirnya saya berhenti di sebuah rumah sederhana yang terasnya banyak digantungi jagung. Kanan kiri rumahnya banyak tumbuh tanaman kakao dan beberapa tanaman rambat yang tidak saya ketahui namanya.

TulisanTerkait

‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

8 Februari 2023
Cara Membuat Jagung Bakar Agar Hasilnya Enak dan ‘Mringin’

Cara Membuat Jagung Bakar Agar Hasilnya Enak dan ‘Mringin’

3 Januari 2023
Isu Krisis Pangan, Regenerasi Petani dan Cerita Anak-Anak Muda yang Mencoba Belajar Bertani

Isu Krisis Pangan, Regenerasi Petani dan Cerita Anak-Anak Muda yang Mencoba Belajar Bertani

21 Desember 2022
Hoya, Tanaman Bunga Estetik Penghias Puri Bangsawan

Hoya, Tanaman Bunga Estetik Penghias Puri Bangsawan

13 September 2022

Setelah ‘kulanuwun’, seorang lelaki berambut dan berjenggot putih keluar dari dalam rumah. Beliau menyambut kedatangan saya dengan senyum ramah, lalu mempersilahkan masuk. Di dalam rumah tidak banyak perabotan, hanya beberapa kursi kayu dan sebuah TV tabung yang terlihat berdebu. Semua terlihat sederhana, sebuah potongan koran lama yang dibingkai terpasang di dinding rumah. Judul berita yang dicetak tebal bertuliskan “Trisno Suwito, Penyelamat Umbi-umbian”.

“Mangga mbak, ngapunten gubuk kula khahanane ngaten niki (mari mbak, mohon maaf rumah saya keadaanya seperti ini),” Kata Mbah Tris dengan basa-basi orang Gunungkidul yang khas. Sebuah kalimat merendah untuk menghormati tamu yang jarang saya dengar lagi.

Mbah Tris begitu saya kemudian memanggilnya. Ia tidak mengetahui umurnya secara pasti lantaran tidak memiliki akta kelahiran. Namun menurutnya, usianya sudah di atas 75 tahun. Di rumah ini, Mbah Tris tinggal bersama anak dan cucunya.

Berbekal ilmu turun temurun, sejak tahun 2000 Mbah Tris tekun menanam umbi-umbian di pekarangan rumah dan sawah miliknya. Ia mengaku niatnya masih melestarikan umbi-umbian lantaran meyakini bahwa alam tidak bisa ditebak.

Baca Juga

Jenis, Ragam dan Nama Bungkus Makanan Berbahan Daun, Solusi Kurangi Sampah Plastik

Jenis, Ragam dan Nama Bungkus Makanan Berbahan Daun, Solusi Kurangi Sampah Plastik

25 Desember 2022
Suara-Suara Jiwa Dalam Dunia Sepi Rofitasari Rahayu

Suara-Suara Jiwa Dalam Dunia Sepi Rofitasari Rahayu

25 Agustus 2022

“Nek sakniki tasih aman, pari tasih saget panen terus. Ning saget mawon mangkih jaman Gaber kedadeyan malih (kalau sekarang memang masih aman. Padi masih bisa panen terus. Namun bukan tidak mungkin jaman ‘Gaber’ akan terjadi lagi),” lanjut Mbah Tris sambil mempersilahkan saya minum.

Mbah Tris kemudian bercerita tentang jaman ‘Gaber’. Ia dan keluarganya mengalami langsung keadaan sulit yang tiap hari harus dihadapi waktu bencana ini melanda. Jaman Gaber merupakan musibah kelaparan yang pernah terjadi di Gunungkidul sekitar tahun 1963. Semua tanaman pertanian dan hasil panen pada waktu itu habis dimakan oleh tikus. Banyak orang meninggal tiap hari lantaran kelaparan, sakit dan kekurangan gizi.

Beruntung, Mbah Tris dan keluarga bisa selamat dari bencana. Sejak dulu ia menanam umbi-umbian sebagai penyambung hidup, atau bisa dibilang sebagai lumbung pangan. Mbah Tris memanfaatkan umbi-umbian ini untuk pengganjal perut ketika masa paceklik ‘Gaber’ melanda.

“Umbi-umbian niku sejatine tanduran sing cocok dibudidaya wonten lemah Gunungkidul. Kados uwi, gembili utawi gembolo. Taneman niku minim perawatan, mboten perlu dipupuk, nek dipupuk malah marai kena ama. Terus paling cocok ya ditandur neng lemah sik kering kaya lemah Gunungkidul ngeten niki” (Umbi-umbian itu sejatinya tanaman yang cocok ditanam di tanah Gunungkidul. Seperti uwi, gembili, gembolo. Tanaman ini minim perawatan, tidak perlu dipupuk kalau dipupuk malah menyebabkan kena hama. Memang paling cocok ditanam di tempat yang kering seperti tanah Gunungkidul ini)”, Tutur Mbah Tris sambil tangannya sibuk melinting tembakau.

Dari pengalamannya, bagi Mbah Tris umbi amat berharga karena dapat menyelamatkan keluarganya dari musibah kelaparan. Mbah Tris juga mendapat wasiat dari orangtuanya untuk terus melestarikan umbi. Sejak dulu Mbah Tris terus mengumpulkan berbagai jenis umbi-umbian. Setiap beliau ke ladang, atau ke tempat-tempat baru selalu memperhatikan sekitar. Ia mencari-cari apakah ada umbi baru yang belum beliau ketahui.

Sampai saat ini Mbah Tris menanam lebih dari 20 jenis umbi-umbian. Hasil panennya tidak dijual, biasanya hanya dikonsumsi sendiri atau dibagikan ke tetangga.

Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa jenis umbi yang mulai langka dan susah dicari seperti Gembolo, Katigubug dan Jempina. Jenis-jenis ini oleh Mbah Tris kemudian diperbanyak bibitnya.

“Sing pun angel golekane niki kula cobi mbibit riyen, ben saget dados kathah. Mangga mbak teng kebonan kalih ningali (yang sudah mulai langka ini saya coba semaikan dulu, biar bisa jadi banyak, mari mbak ke kebun sambil melihat-lihat),” Ajak Mbah Tris.

Saya kemudian diantar oleh Mbah Tris melihat pekarangannya. Ada berbagai tanaman yang tumbuh di sana, mulai dari pepohonan dan beberapa umbi-umbian yang familiar seperti talas. Disela-sela pohon yang tinggi di bawahnya terdapat berbagai tanaman rambat yang menjulur tinggi hingga ke atas yang ternyata adalah umbi jenis uwi.

Tulisan Terbaru

Bukan Sekedar Batu Perhiasan, Ternyata Banyak Manfaat Batu Akik Bagi Yang Percaya

Bukan Sekedar Batu Perhiasan, Ternyata Banyak Manfaat Batu Akik Bagi Yang Percaya

30 Maret 2023
Tular Srawung, Tujuh Pilar Perjuangan Sanggar Lumbung Kawruh

Tular Srawung, Tujuh Pilar Perjuangan Sanggar Lumbung Kawruh

29 Maret 2023
Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

Upacara Pangrupukan Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 di Kaliwaru

25 Maret 2023
Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

Anjir Bahasa Gaul, dan Dusun Nganjir Yang Terancam Longsor

16 Maret 2023

Sebagai orang muda, terus-terang saya bingung dan baru tahu bahwa ternyata tanah Gunungkidul banyak menyimpan cadangan pangan hidup. Mbah Tris menjelaskan, umbi uwi ada beberapa jenis yang beliau temukan dan beliau tanam di sawahnya ada Uwi Legi, Uwi Rondo Sluku, Uwi Senggani, Uwi Alas, Uwi Beras, Uwi Butun dan yang lainnya.

“Niki tembe jenis Uwi, dereng jenis Gembili lan sanese (Ini baru jenis Uwi belum jenis Gembili dan umbi-umbian yang lainnya),” lanjutnya.

Saya hanya melongo dan geleng-geleng kepala mendengarkan Mbah Tris begitu fasih bercerita tentang umbi-umbian. Terlihat betapa Mbah Tris memang sangat mencintai dan menghayati apa yang ia lakukan. Sorot matanya kelihatan semangat dan berbinar-binar ketika menjelaskan banyak hal.

“Kula mboten ngira, merga umbi-umbian niki saget tiyang tebih-tebih dugi mriki. Kula nggih bola-bali diundang teng Jakarta. Wonten ugi priyantun NTB ingkang dugi bade penelitian. NTB niku adoh banget lho mbak. Nek tiyang Gunungkidul piyambak malah tembe tahun niki (Saya tidak pernah mengira dari umbi-umbian bisa membawa orang-orang jauh datang ke sini. Bahkan saya pernah diundang beberapa kali ke Jakarta. Ada juga beberapa orang dari NTB yang datang mau penelitian, NTB itu jauh banget lho mbak. Kalau orang-orang Gunungkidul sendiri malah baru tahun ini)”, Cerita Mbah Trisno sambil memegang uwi Punuk banteng.

Saya kemudian bertanya kepada Mbah Tris, sebetulnya apa yang diinginkan dari upaya-upaya pelestarian yang beliau lakukan. Mbah Tris hanya tersenyum, sambil membersihkan daun-daun uwi yang mulai mengering.

“kula mboten pingin napa-napa, gur pingin umbi ngeten niki saget lestari. Arepa sakniki jaman sampun maju, panganan ugi sampun kathah. Ning awake dewe mboten mangertos khahanan besuk pripun. Umpama nemahi malih jaman sengsara kaya jaman Gaber, umbi menika saget kagem lumbung pangan anak putu (saya tidak ingin apa-apa, saya hanya ingin umbi-umbian ini tetap lestari. Meskipun sekarang jamannya sudah maju dan makanan sudah melimpah. Tapi kita tidak pernah tahu keadaan besok akan bagaimana. Seumpama menemui lagi jaman sengsara seperti Gaber, umbi-umbian ini bisa untuk cadangan pangan anak cucu),” Pungkas Mbah Tris.

Dalam perjalanan pulang, pikiran saya masih begitu terbawa dengan Mbah Tris. Sosok orang desa sederhana dan tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Namun apa yang dia lakukan adalah sesuatu yang luar biasa. Ia tidak hanya sekedar berteori tentang ketahanan ataupun kedaulatan pangan. Jaman Gaber memberinya pelajaran bahwa jika dijaga dan dilestarikan tanah Gunungkidul menyediakan dan menyimpan banyak cadangan pangan yang bisa disebut ‘lumbung hidup’.

Tags: Ponjong
KirimBagikan
Post Sebelum

Pasar Kawak Seneng Siraman, Monumen Cinta Rangga Puspawilaga

Post Selanjutnya

Fungsi Pohon Untuk Mitigasi Bencana

Kris Mheilda Setiawati

Kris Mheilda Setiawati

Kadang Minggir, Kadang Gunungkidul — Mudah ditemukan melalui akun instagram

TulisanTerkait

‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul
Adat

‘Sambatan, Neba, Derep’, Budaya Faktual Relasi dan Kohesi Sosial Warga Desa di Gunungkidul

8 Februari 2023
Cara Membuat Jagung Bakar Agar Hasilnya Enak dan ‘Mringin’
Pertanian

Cara Membuat Jagung Bakar Agar Hasilnya Enak dan ‘Mringin’

3 Januari 2023
Isu Krisis Pangan, Regenerasi Petani dan Cerita Anak-Anak Muda yang Mencoba Belajar Bertani
Pertanian

Isu Krisis Pangan, Regenerasi Petani dan Cerita Anak-Anak Muda yang Mencoba Belajar Bertani

21 Desember 2022
Hoya, Tanaman Bunga Estetik Penghias Puri Bangsawan
Featured

Hoya, Tanaman Bunga Estetik Penghias Puri Bangsawan

13 September 2022
Post Selanjutnya
Fungsi Pohon Untuk Mitigasi Bencana

Fungsi Pohon Untuk Mitigasi Bencana

Cerita Tentang Telaga Boromo, Dulu dan Sekarang

Cerita Tentang Telaga Boromo, Dulu dan Sekarang

Kumandang Kidung Serat Kalatidha di Kali Kidul

Kumandang Kidung Serat Kalatidha di Kali Kidul

Komentar 2

  1. Resan says:
    1 tahun lalu

    Wilujeng rahayu, Mbah. Matur nuwun kawruhipun. Kala rumiyin mpun nate sowan tumut sinau.

    Balas
  2. riki says:
    1 tahun lalu

    Semoga banyak yg terinspirasi dari cerita ini,
    #Rebowagen semoga semakin sukses

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tulisan Lainnya

Ngreksa Rasa Dengan Media Bentuk, Warna dan Gerak

Ngreksa Rasa Dengan Media Bentuk, Warna dan Gerak

1 tahun lalu
Korelasi Tradisi Nyewu Dengan Lakon Wayang Pandhu Swarga (Sebuah Kajian)

Korelasi Tradisi Nyewu Dengan Lakon Wayang Pandhu Swarga (Sebuah Kajian)

1 tahun lalu
Sinau Tetanen Gunungkidul, Kelas Pertanian Subsisten Ala Sekolah Pagesangan

Sinau Tetanen Gunungkidul, Kelas Pertanian Subsisten Ala Sekolah Pagesangan

1 tahun lalu
Misteri Penampakan Sepasang Naga Dan Hilangnya Air Telaga Saga

Misteri Penampakan Sepasang Naga Dan Hilangnya Air Telaga Saga

1 tahun lalu
Kenduri Muludan, Ritual Adat Memperingati Kelahiran Nabi di Gunungkidul

Kenduri Muludan, Ritual Adat Memperingati Kelahiran Nabi di Gunungkidul

1 tahun lalu
Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

Cerita Reyog Dhodhog, Seni Reyog Yang Konon Paling Klasik di Gunungkidul

11 bulan lalu
Trisno Suwito, Pelestari Umbi-Umbian Langka di Gunungkidul

Trisno Suwito, Pelestari Umbi-Umbian Langka di Gunungkidul

1 tahun lalu
rebowagen.com

  • Tentang
  • Team
  • Pedoman
  • Kontak

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Lingkungan
  • Seni & Budaya
    • Seni
  • Sejarah
    • Cerita Rakyat
    • Mitos
  • Sosial
  • Kearifan Lokal
  • Pertanian
  • Adat

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist