Pertanian, (rebowagen.com),– Kapanewon Patuk di Kabupaten Gunungkidul layaknya Sleman bagi DIY. Sleman populer sebagai penghasil buah Salak Pondoh, sementara Patuk sebagai penghasil buah Durian. Tak hanya durian, Kapanewon Patuk yang berada di zona Batur Agung Utara ini juga identik sebagai wilayah yang cocok untuk berbagai tanaman buah. Pun demikian dengan beberapa kapanewon yang terletak di kawasan zona utara, topografi wilayahnya cukup mendukung jika dijadikan kebun atau sentra buah buahan. Mulai dari rambutan, kakao, pisang dan lain-lain.
Kawasan utara yang memiliki ketinggian dataran antara 200m-700m di atas permukaan laut itu barangkali yang menjadikannya istimewa. Tanahnya punya kecenderungan cocok bagi banyak jenis tanaman buah.
Bicara potensi buah, jika dilihat dari hasil produksi, sebetulnya buah pisang yang paling banyak dihasilkan dari Kabupaten Gunungkidul. Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul mencatat, pada tahun 2020 Kabupaten Gunungkidul menghasilkan 254.131 Kuintal pisang. Dari produksi sebanyak itu, sebagian besar buah pisang berasal dari Kapanewon Nglipar dan wilayah di sisi timur Kecamatan Patuk. Berada sederet di kawasan Zona Batur Agung, wilayah dengan luas 73,87 Kilometer Persegi ini menghasilkan 180.585 Kuintal pisang dalam setahun.
Dalam hal potensi pengembangan kebun buah, Patuk dan Nglipar sama-sama istimewa dibanding kecamatan lain. Tak seperti di Patuk, untuk jenis buah tertentu memang tak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik di wilayah lain di Gunungkidul.
Namun demikian, bukan berarti di tempat atau kecamatan lain tak memungkinkan dijadikan kawasan pengembangan kebun buah. Berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi kesesuaian tanaman buah pada wilayah tertentu tak lagi menjadi ‘harga mati’.
Peradaban dan teknologi semakin maju. Rekayasa genetika terhadap tanaman buah telah ditemukan. Hal ini membuat tanaman buah tertentu bisa dikembangkan pada semua jenis dataran. Seperti yang pernah saya temui di Dusun Gunungkunir, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu. Di wilayah tersebut terdapat kebun buah Lengkeng atau Kelengkeng. Kebun buah di wilayah Semanu bagian selatan yang masuk pada kawasan zona pegunungan seribu ini, jujur, membuat saya tertarik untuk melihat dan mengetahuinya lebih jauh. Sebab, kebun buah Kelengkeng dalam skala luas ini masih satu-satunya, khususnya di wilayah Gunungkidul bagian selatan.
Kebun buah tersebut dimiliki dan dikembangkan oleh Sumanto, lelaki yang kesehariannya menjabat sebagai dukuh. Dia merintis kebun Kelengkeng tersebut sejak 2017. Hasilnya cukup membanggakan, dari 138 pohon kelengkeng, satu periode panen mampu menghasilkan buah sebanyak 2 Ton.

Sebelum berhasil optimal, diakui dalam perjalanan pengembangannya terdapat banyak pihak yang terlibat, mulai dari komunitas, akademisi, hingga Pemerintah Daerah.
Melalui dampingan dari banyak pihak, Sumanto kini menguasai pengetahuan bagaimana menanam dan merawat Kelengkeng agar bisa berbuah optimal di wilayah pegunungan seribu.
Pengembangan Jenis Kelengkeng New Kristal Super
Sejak awal merintis kebun buah, Sumanto menanam Kelengkeng jenis New Kristal Super. Melansir dari ‘jualbenihmurah.com‘, varietas tersebut merupakan hasil rekayasa genetika sekaligus penyempurnaan dari Kelengkeng Kristalin dan Kelengkeng Kristal. Sumanto telah merangkum beberapa keunggulan dari varietas tersebut, antara lain tingkat adaptasinya yang tinggi dengan lingkungan tanam.
“Kebanyakan Kelengkeng bisa tumbuh dengan baik di dataran tinggi, namun hasil rekayasa memugkinkan jenis New kristal Super dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di dataran rendah,” kata Sumanto sembari mengajak berkeliling di kebun miliknya.

Saat saya datang, di penghujung musim hujan ini, beberapa pohon masih berbuah. Nampak ‘dompolan‘ buah pada ujung ranting cukup banyak. Produktivitas yang tinggi, Sumanto sebut sebagai keunggulan lain selain sifat kelengkeng ini yang adaptif.
Tanaman buah yang berasal dari Cina Selatan ini juga ia sebut dapat berbuah sepanjang tahun, atau dengan kata lain sesuai keinginan pemiliknya. Karena berada di dataran rendah tanaman ini sulit berbuah secara alami, maka tindakan pemberian hormon dapat membuatnya berbuah dengan lebat .
“Selain adaptif, kelengkeng ini daging buahnya tebal dan bijinya kecil. Rasa buah juga manis,”
ungkap Sumanto menerangkan keunggulan jenis Kelengkeng hasil budidayanya.
Saya penasaran, beruntung ia berusaha meyakinkan dengan memberi tawaran agar saya memetik buah Kelengkeng di kebunnya. Tanpa pikir panjang kupilih buah yang berukuran besar-besar dan langsung merasakannya. Dan benar, saya mengangguk setuju bahwa buahnya memang manis.
Tips Budidaya Tanaman Buah Kelengkeng di Gunungkidul
Ngomong-ngomong, tak perlu berlama-lama, berikut lima tips menanam buah Kelengkeng di Bumi Handayani. Dijamin deh, sedulur semua bisa panen. Tips ini saya rangkum dari keterangan Sumanto selama bercakap sembari mencicipi buah kelengkeng tentunya.
- Pertama, jelas, pilihlah jenis kelengkeng seperti yang ditanam Sumanto. Jangan yang lain! Kecuali kalau kamu kepingin riset sendiri. Hehe.. jenisnya New kristal. Bisa dibeli di toko penyedia bibit. Carilah toko atau penyedia bibit yang punya reputasi dengan harapan bibitnya berkualitas.
- Kedua, mengingat tipe tanah Gunungkidul cenderung tak lama menyimpan air, maka bibit Kelengkeng ditanam menggunakan media buis beton, tidak langsung ke tanah. Kecuali wilayah kamu suplai airnya melimpah. Sebaiknya pertimbangkan aspek ketersediaan air. Seperti di kebun Sumanto, air tanahnya juga tak bertahan lama. Maka, ia juga memakai media buis beton berdiameter sedang dengan ketinggian tak lebih dari satu meter.

Tanah digali terlebih dahulu sesuai tinggi buis beton. Setelah buis beton dimasukkan ke lubang tanam, dalamnya secara berlapis diisi pupuk, tanah, lalu pupuk lagi. Lapisan dasar diberi pupuk organik, kemudian tanah, lalu lapis atas permukaan pakai pupuk kotoran kambing yang sudah difermentasi.
Setelah siap, bibit lantas ditanam. Bibit hasil batang sambung yang siap tanam umumnya memiliki tinggi antara 30 hingga 50 Centimeter. Jika penanaman bibit dilakukan dalam skala besar, sebaiknya jarak antar pohon dibuat ideal, antara 6 hingga 7 Meter.
Perawatan pada masa tumbuh kembang pohon harus diperhatikan suplai airnya. Jangan sampai di sekitar pangkal pohon kering. Saat musim kemarau maka penyiraman harus rutin. Anda bisa mengatur sendiri rutinitas penyiraman, yang jelas menjaga agar tanah tak kering. Praktek yang dilakukan oleh Sumanto, ia menyiram pohon sebanyak 2 hingga 3 hari sekali.
“Saya bikin basah betul. Karena keterbatasan waktu, saya mampu menyiram 2 sampai 3 hari sekali. Kalau memungkinkan sehari sekali juga nggak apa-apa, asal basah saja tanahnya,” papar Sumanto.
Saat musim hujan tentunya rutinitas menyiram dihentikan.

- Ketiga, setelah umur pohon memiliki ketinggian batang sekitar 1 meter, dilakukan pemangkasan (pruning) pada ujung ranting secara menyeluruh. Fungsi tindakan ini agar cabang semakin banyak dan batang semakin kuat. Selama masa pertumbuhan batang, pemberian pupuk pabrik dan pupuk kandang setiap sebulan sekali dilakukan.
Kemudian juga diberikan pupuk semprot mana kala ada hama yang menyerang daun muda. Pupuk daun juga bisa dibeli di toko pertanian. Guna membasmi hama, pada pupuk cair khusus daun ini ditambahi pestisida secukupnya.
Adapun jenis pupuk pabrik, Sumanto terbiasa pakai Ponska dan Urea dengan ukuran sewajarnya. Tak perlu banyak-banyak.
“Penyemprotan normatif saja, tergantung serangan hama,” ujar Sumanto.
- Keempat, saat usia pohon menginjak 1,5 tahun dilakukan booster. Cara atau teknik booster ia jelaskan. Langkahnya, tanah pada pangkal pohon digali sampai terlihat akarnya. Booster sachet ukuran 250 gram dicampur 8 liter air. Lalu disiramkan ke pangkal batang. Langkah booster ini harus mempertimbangkan musim. Saat kemarau tak perlu tindakan khusus. Namun, saat musim hujan, setelah disiram booster, pangkal batang harus ditutup sedemikian rupa. Penutupan sekitar pangkal batang saat musim hujan bertujuan agar tak terlalu banyak air masuk ke pangkal batang. Harapannya pohon hanya menyerap nutrisi dari booster tadi. Penutupan tanah pada pangkal batang minimal selama 3 hari.
Booster ini dilakukan guna memicu munculnya bunga kelengkeng. Booster tersebut dapat dicari di toko pertanian atau marketplace online.
Setelah 45-50 hari sejak booster dilakukan, umumnya muncul bunga sebagai bakal buah. Guna menjaga nutrisi, bisa dilakukan pemupukan dengan pupuk NKP atau KL03 setiap minggu. Takarannya 2-3 sendok pupuk dicampur air kemudian disiramkan. Lagi-lagi harus mempertimbangkan musim. Jika penghujan pangkal batang harus ditutup setelah diberi pupuk.
Setelah bakal buah keluar, tindakan selanjutnya kemudian dilakukan penyemprotan pada buah yang berukuran kecil menggunakan resotin dan detergen. Tujuan utamanya agar tidak terkena serangan hama sekaligus membersihkan sisa bunga supaya rontok. Kalau tidak disemprot, buah berisiko mengering akibat serangan ulat.
Penyemprotan bisa dilakukan setiap sepekan sekali. Sembari melihat ada tidaknya serangan hama khususnya ulat. Kalau sudah agak besar peluang kemungkinan adanya serangan ulat menjadi kecil. Kemudian untuk menghindari serangan kelelawar dan tupai buah harus dibungkus. Bisa menggunakan pembungkus khusus atau zak bekas kemasan bawang.
“Pembungkusan bisa dilakukan setelah buah lebih besar dari biji kacang tanah,” terangnya lagi.
Pada tahap pembungkusan, harus diperhatikan pula kondisi kerapatan atau jarak antar ‘dompolan‘ buah. Jika terlalu banyak dalam tiap ujung dahan sebaiknya dikurangi. Takutnya ukuran besar buah tak optimal.
Selama menunggu masa buah siap panen, suplai air harus diperhatikan. Jika saja tahapan ini berlangsung pada musim kemarau, maka tanah sekitar pohon diupayakan tetap basah.

- Kelima, pasca panen selesai, pruning kembali dilakukan. Beberapa hal yang penting diperhatikan diantaranya, pasca muncul ranting baru serta daun muda atau semi, pengurangan ranting paling ujung harus dilakukan. Jika ranting pada bagian ujung bercabang lebih dari 4, selebihnya sebaiknya dipotong. Hal ini agar kelak tak terlalu berat menahan beban buah. Selain itu bertujuan agar ukuran buah juga bisa lebih optimal.
Ranting yang muncul pada bagian sisi dalam pohon, alangkah lebih baik dihilangkan semua. Sebab, jika nanti muncul bunga hingga menjadi buah, tak memungkinkan terkena sinar matahari seiring lebatnya daun. Kondisi itu sangat berdampak pada ukuran buah.
“Pasca panen biasanya pruning dilakukan sebanyak dua kali. Lalu kembali dilakukan booster. Lantas perawatannya mengulang seperti tadi. Antara pruning 1 dan ke dua harus dipastikan kondisi daun yang sebelumnya semi, sudah nampak tua. Begitu juga dengan rantingnya, dipastikan harus benat-benar cukup kuat,” terang Sumanto panjang lebar.
Jika saja daun sudah lebat dan tua, sementara dahan juga sudah cukup kuat, tanpa pruning ke dua pun tindakan booster bisa kembali dilakukan.
“Jangan melakukan booster saat daun masih muda, nanti berisiko hanya bertambah subur saja daunnya. Tetapi, tak diikuti munculnya bunga,” imbau Sumanto.
Selama ini dia mengaku berhasil mengembangkan tanaman buah Kelengkeng dengan menerapkan langkah-langkah di atas. Kebun kelengkeng pada lahan seluas 2000 meter persegi miliknya dirasa mampu mendatangkan cuan bagi dirinya. Selanjutnya, tunggu apa lagi, selamat mencoba!